Blogger Templates

Minggu, 06 November 2011

TIDAK PERLU INVESTOR YANG SEKEDAR JANJI

                Investor akan. Istilah yang begitu sinis itu menyiratkan, tak perlu lagi omong kosong dan janji-janji untuk investasi.
                Jangan hanya mengumumkan investor A akan berinvestasi sebesar miliaran rupiah atau investor B akan berinvestasi jutaan dollar Amerika Serikat. Namun, setelah dinanti-nanti tak kunjung tiba.
                Rencana investasi perlu direalisasikan agar perekonomian daerah meningkat. Untuk mewujudkan itu, banyak cara yan gbisa dilakukan, diantaranya, mempromosikan diri dan berkomitmen untuk mengatasi hambatan yang ada. Yang tak kalah penting. Mengubah pola piker agar percaya diri dan tak puas hanya menonton kemajuan daerah lain.
                Bagi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, peningkatan perekonomian bukan hal yang mustahil. Kawasan dibagian tengah Indonesia iyu, dari sisi jarak, relative mudah dijangkau dari Jakarta dan Surabaya. Namun, transportasi antar pulau intra wilyahnya belum seleluasa dipulau jawa akibat kondisi alam yang berpulau-pulau.
                Kajian ekonomi regional Bank Indonesia menyebutkan, prospek pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan III-2011 diprediksi 2%-3% dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu. Namun, peryumbuhan ekonomi pada triwulan II-2011 negatif 5,41% dibandingkan dengan triwulan II-2010. Akan tetapi, apabila sektor ppertambangan dikeluarkan, pertumbuhsn ekonomi di NTB tercatat positif, sebesar 4,59%.
                Pada triwulan III-2011, pertumbuhan ekonomi NTT diperkirakan 5,5%-5,9% yang ditunjang kinerja sektor perdagangan,hotel dan restoran,serta sektor jasa. Pada triwulan II-2010, laju pertumbuhan ekonomi NTT sebesar 7,o6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

BANYAK POTENSI
                NTB dan NTT punya banyak potensi yang bisa ditawarkan kepada calon investor. Setidaknya, ada sapi,jagung,rumput laut dan pariwisata di NTB serta ada garam,sapi,jagung di NTT. Lokasinya tesebar disejumlah wilayah,pada pulau-pulau yang dimiliki kedua propinsi itu.
                Potensi tersebut layak disampaikan kepada calon investor. Kepal daerah harus pecaya diri dan yakin bahwa daerah mereka cukup seksi dimata investor. Namun, tak perlu dibumbui dengan bunga-bunga yang menyesatkan. Justru, sebaiknya disebutkan juga hambatan yang mungkin dihadapi bila investor masuk ke wilayah mereka.
                Misalnya, infrastruktur dibebrapa lokasi yang belum terlalu memadai. Tak perlu ditutup-tutupi,toh infrastruktur menjadi masalah umum di Indonesia. Lagi pula, masalah ini bisa diatasi bersama.

TAK PERLU MANJA
                Bagi calon investor, tidak perlu manja dengan meminta kemudahan ini-itu sebelum terjun ke lokasi. Pemerintah yang ingi memajukan daerahnya tentu sudah menyiapkan diri dengan melancarkan urusan perizinan.
                Calon investor pastinya jeli dan tajam intuisinya saat menghadapi lokasi investasi baru. Mereka pasti mempunyai cara untuk menilai kelayakan investasi.
                Namun, sebelum pergerakan investasi ke wilayah Nusa Tenggara dimulai, pastikan cetak biru pembangunan daerah sudah ada. Petakan wilayah strategis seperti pemukiman,industry,dan jasa. Saat investasi berkembang dan ekonomi tumbuh dengan pesat, wilayah tertata baik dengan kualitas hidup rakyat yang makin meningkat. Kesejahteraan merata, bukan memperlebar kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin.
                Kini saatnya memanfaatkan peluang untuk turut membangun wilayah Indonesia bagian tengah. Sekali lagi, investor tangguh dan berkomitmen yang dibutuhkan.

Sumber : Koran KOMPAS senin,24 oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar