BERSAMAMU
Mentari pagi menyinari
dedaunan berembun beserta kabut tebal disekitarnya. Awal hatiku yang kini penuh
dengan pikiran tentangnya,senyum indahnya yang terlukis indah dalam benakku,
kenangan-kenangan dengannya mulai terbentuk samar – samar adanya. Kembali
teringat raut wajahnya,wajahnya yang merah padam ketika teman – temanku
melontarkan ejekan padanya, wajahnya yang memucat ketika aku mulai melepaskan
amarahku kepadanya. Kenangan bersamanya…. Tentangnya…
Aku berjalan memperhatikan sekitarku, kamar bernuansa putih bersih, bunga bermekaran di taman bunga kecilku, matahari pun menyinari terang cahaya kamarku disela – sela garis jendela yang terbuka. “aku ingin bertemu dengannya Tuhan,ia kekasihku..” ucap batinku perih. Semenjak keputusan bulatnya untuk bersekolah diluar kota, aku jarang mendengar kabar darinya lagi. Ia meninggalkan segalanya tentangku disini. Aku hanya merasa hampa,kesepian ini melekat tepat disampingku, tak pernah mau lepas dan tak pernah mau hilang. Sebari gelisah memikirkannya, ku hempaskan tubuh lelah ini, memejamkan kedua mataku, membiarkan batinku memainkan harmoni kenanganku bersamanya. Roby, seberapa jauhpun dirimu dari diriku, sungguh aku sangat merindukanmu Roby. Apakah sia – sia yang telah kupertahankan? Ku korbankan untuknya? Aku lelah menantimu disini.
Bersamamu
|
Setiap hari, kunantikan
senyummu yang selalu mampu meluluhkan hatiku yang beku. Mencairkan suasana
sakitku. Tawamu yang mampu membuatku mencintai dirimu lebih dari apapun.
“engkau,hanya engkau,kekasihku”. Tak terasa air mata pun mengalir, kubiarkan
rasa sakit ini terus menari dalam batin yang perih ini. Diantara peluh ini,
diantara resah ini. Ku memandang hampa kamarku, mencari – cari sesuatu dan
terhenti pada secarik kertas putih, kugapai lembut setiap lembaran kertas rapuh
itu. Terlihat jelas ungkapan – ungkapan indah dalam lembarnya terurai menjadi
sebuah kalimat indah nan menyentuh hati. Setiap kata – perkata membuatku kembali
teringat hal tentang Roby…..
Saat itu, hari – hari yang
sungguh menyebalkan. Aku jatuh sakit. Kondisi tubuhku tak mampu menanggung
beban pekerjaan terlalu berlebih. Saat itu pun Roby tenggelam dengan semua
kesibukannya. Dengan tersirat, ia tampak melupakanku. Aku terlelap dalam tidur
istirahatku. “ aku sayang kamu Vany, maaf aku terlalu sibuk dan baru sempat
sekarang menengokmu, tapi aku disini sayang aku selalu bersamamu”. Bisikan
lembut itu membuatku tersenyum. Perlahan ku buka mataku, menemukannya tepat
disampingku. Menggenggam erat tanganku dan memberikan senyuman manisnya. Dan
akupun tersadar, aku kembali lagi pada hari ini……
Hari ini tanggal 10 juli,
hari jadiku dengannya. Ia sudah berjanji akan datang, menemuiku untuk
melepaskan rasa rindunya. Aku pun bangkit dari ranjangku, memikirkan hari ini,
aku hanya tak ingin bersedih. Hari ini hari bahagiaku dengan kekasihku Roby.
Hatiku mulai tergerak, bersama dengan ragaku yang mulai mengerti. Satu per satu
dandanan melekat ditubuh ini. Ku tata rapih rambut panjang bergelombang,
memakai gaun pemberian Roby yang sangat Roby sukai. Gaun putih minimalis dengan
corak bunga cantik disetiap sudut tepi gaun itu.
Terdengar suara bel
berbunyi, salam hangatnya terdengar hingga ruanganku. Aku ingin menyambutnya.
Aku ingin menemukan senyumnya dan melepas seluruh rasa rinduku. Aku membuka
pintu kamarku, mengintip dibalik tembok disebelah tangga dekat kamarku. “Roby…”
aku tersenyum.
Ia menyembunyikan sesuatu
dibalik tangannya. Wangi harum bunga tercium dan akhirnya aku berhasil
menemukan kejutan darinya, bunga favoritku, Mawar. Ia disambut oleh ibuku
tercinta, ia pun tersenyum, memberikan tawanya ketika ibuku mulai membicarakan
hal yang menggelikan dihadapannya. Namun tiba – tiba Roby tampak gelisah,
begitu pun Ibu. Tampak Roby menanyakan sesuatu. Tapi Ibu hanya tersenyum dan
mempersilahkannya masuk. Aku perlahan mulai melangkahkan kakiku, masuk ke kamar
dan bersiap- siap untuk menemuinya. Terdengar lantunan lagu, nada indah dengan
harmoni lembut suara khas Roby, Aku terpesona, terpesona karena makhluk Tuhan
yang indah ini, yang Tuhan kirimkan satu untukku yaitu Roby. Kembali ku
pejamkan kedua mata, ditemani alunan musik yang Roby lantunkan. Ku kembali
memulai sedikit nostalgia tentangnya. Bersamanya….
“Bila Engkau…………..”
Lagu dari Flanella ini
adalah lagu pertama yang ia berikan kepadaku, sepintas ingatanku mulai
menyentuh benak. Aku mengingat janjinya, janjinya padaku pada 1 tahun 6 bulan
itu…
Aku sungguh marah sekali
padanya, bodoh! Egois!. Aku tak mau menatapnya yang sedang berusaha membujukku
untuk berbicara. Ia menarik kedua bahuku, membuatku berhadapan dengannya.
Seketika ia membuatku terbeku, ia menatapku dalam, menggetarkan hati ini. Ia
menggenggam lembut tanganku “vany, aku janji aku siap membahagiakan dirimu, aku
berjanji , takkan pernah meninggalkanmu”. Tetesan air mata terasa mengalir
dipipiku. Aku hanya bisa tersenyum, didekap hangat aku olehnya. Aku memejamkan
mataku, membiarkan air mata terus mengalir. Perlahan seraya memelukku ia mulai
melepasku.,.. Diciumnya lembut keningku.
Dan akupun kembali terbangun, kembali pada hari ini. Aku siap turun untuk bertemu dengan malaikatku, memberikan kejutan manis untuknya. Kuambil kumpulan kertas yang Roby berikan, sekotak bintang harapan, dan foto – fotoku dengannya. Ku tata rapih kembali semuanya dalam kotak merah muda berbentuk hati. Satu per satu tangga ku turuni, jantungku berdegup kencang. Roby tampak tersenyum kepadaku, namun, ia langsung menundukkan kepalanya. Aku duduk disampingnya, belum sempat ku menyentuhnya ia malah menatapku. Menatap dengan tatapannya yang sangat kosong… kosong, dingin. Ia bangkit dan terpaku memegang bunga cantik yang ia bawa. “rob..” ia tampak tak peduli. Ia hanya menarik nafas panjang, menghembuskannya dengan berat. Dadaku dipenuhi rasa sesak karena sikapnya. Ia mulai melangkah pergi. Aku mengikutinya, aku tak berani menyentuhnya, matanya menyiratkan amarah, amarah bercampur dengan kecewa. Perlahan pintu kamarku dibuka olehnya.. “Vany, kamu sudah tenangkah disana? Pergi jauh meninggalkanku. Hari ini kutepati janjiku bertemu denganmu.. Bersamamu adalah hal terakhir yang membuatku mengerti apa artinya seorang perempuan dimataku. Aku hanya ingin bersamamu Van,bersamamu..”
Kamarku yang semula begitu tenang, tampak usang. Tampak seperti sudah lama terabaikan. Aku menyadari sesuatu, aku tak mampu berkata apa-apa. Aku meninggalkannya? Aku? Apa aku hanya melihat apa yang ingin kulihat?. Aku melangkah mundur perlahan, air mataku tak mampu ku bendung. Emosi terpecah melebur dengan goresan dalam merobek hatiku. Melihatnya bersedih untuk terakhir kalinya, bukan bahagiaku Roby.. Bersamamu…
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar