Nama : Widya Ayu Nurhayati
Npm : 27211386
Kelas : 3 EB 24
Paragraf
deduktif
Menstabilkan
kegiatan ekonomi
Kestabilan ekonomi
yang diidam-idamkan setiap negara pada umumnya diartikan sebagai suatu keadaan
ekonomi dimana tidak terdapat pengangguran yang serius dan perekonomian
menikmati kestabilan harga-harga. Pengertian tersebut meliputi pula
kestabilan dalam neraca pembayarannya. Dengan demikian pengertian kestabilan
ekonomi meliputi kewujudan dari tiga hal berikut: (i) tingkat penggunaan tenaga
kerja adalah tinggi, (ii) tingkat harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang
berarti, dan (iii) terdapat keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu
lintas modal dari/ke luar negeri.
Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk
menghindari fluktuasi yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari satu waktu ke
waktu lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dapat menimbulkan inflasi.
Apabila inflasi ini tidak dapat dikendalikan, kemrosotan ekonomi yang serius
dapat berlaku pada masa berikutnya. Fluktuasi yang tidak dikendalikan tidak
akan menjamin kewujudan tiga hal yang dinyatakan di atas, yaitu pengangguran
yang rendah, kestabilan harga-harga dan kestabilan neraca pembayaran.
Paragraf induktif
Kestabilan kurs valuta asing
Salah satu alat pengukur lain yang selalu digunakan untuk
menilai keteguhan sesuatu ekonomi adalah
perbandingan nilai sesuatu mata uang asing (misalnya dolar US) dengan nilai
mata uang domestik (misalnya rupiah). Perbandingan itu dinamakan kurs valuta
asing. Kurs ini akan menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan
untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Kurs valuta asing dapatlah
dipandang sebagai “harga” dari suatu mata uang asing.
Salah
satu faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca
keseluruhan. Neraca keseluruhan yang mengalami defisit cenderung untuk
menaikkan nilai valuta asing. Dan sebaliknya, apabila neraca pembayaran teguh (
surplus dalam neraca keseluruhan ) dan cadangan valuta asing yang dimiliki
negara terus-menerus bertambah jumlahnya, nilai valuta asing akan bertambah
murah. Maka keteguhan kurs valuta asing dapat digunakan sebagai salah satu
ukuran untuk menilai kestabilan dan perkembangan perekonomian.
Krisis moneter yang dialami Indonesia dan beberapa negara
Asia lain pada tahun 1997-1999 merupakan satu pengalaman pahit yang menunjukkan
bagaimana sektor luar negeri dapat menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan
ekonomi dalam negeri. Neraca pembayaran yang tidak kukuh akan mengurangi
kemampuan suatu negara dalam menghadapi masalah pengaliran dana keluar negeri
yang melebihi dari keadaan yang biasanya berlaku. Sebagai akibatnya cadangan
mata uang asing akan merosot dan kurs mata uang asing meningkat. Hal ini
menimbulkan beberapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi di dalam negeri
seperti inflasi berlaku, biaya produksi meningkat akan tetapi sebaliknya daya
beli riil masyarakat merosot. Berbagai perubahan ini akan mengurangi kegiatan
ekonomi di dalam negeri dan lebih banyak pengangguran akan berlaku. Pengalaman ini menunjukkan bahwa
kebijakan-kebijakan ekonomi perlu berusaha agar kedudukan neraca pembayaran dan
kurs valuta asing selalu tetap teguh keadaannya.
Sumber
: referensi,
buku makroekonomi teori pengantar edisi ketiga sadono sukirno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar