Blogger Templates

Selasa, 12 November 2013

ARTIKEL PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF (REVISI)


Nama : Widya Ayu Nurhayati
Npm   : 27211386
Kelas : 3 EB 24
Paragraf deduktif
Menstabilkan kegiatan ekonomi
            Kestabilan ekonomi yang diidam-idamkan setiap negara pada umumnya diartikan sebagai suatu keadaan ekonomi dimana tidak terdapat pengangguran yang serius dan perekonomian menikmati kestabilan harga-harga. Pengertian tersebut meliputi pula kestabilan dalam neraca pembayarannya. Dengan demikian pengertian kestabilan ekonomi meliputi kewujudan dari tiga hal berikut: (i) tingkat penggunaan tenaga kerja adalah tinggi, (ii) tingkat harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti, dan (iii) terdapat keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari/ke luar negeri.
            Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dapat menimbulkan inflasi. Apabila inflasi ini tidak dapat dikendalikan, kemrosotan ekonomi yang serius dapat berlaku pada masa berikutnya. Fluktuasi yang tidak dikendalikan tidak akan menjamin kewujudan tiga hal yang dinyatakan di atas, yaitu pengangguran yang rendah, kestabilan harga-harga dan kestabilan neraca pembayaran.

Paragraf induktif
Kestabilan kurs valuta asing    
            Salah satu alat pengukur lain yang selalu digunakan untuk menilai  keteguhan sesuatu ekonomi adalah perbandingan nilai sesuatu mata uang asing (misalnya dolar US) dengan nilai mata uang domestik (misalnya rupiah). Perbandingan itu dinamakan kurs valuta asing. Kurs ini akan menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Kurs valuta asing dapatlah dipandang sebagai “harga” dari suatu mata uang asing.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan yang mengalami defisit cenderung untuk menaikkan nilai valuta asing. Dan sebaliknya, apabila neraca pembayaran teguh ( surplus dalam neraca keseluruhan ) dan cadangan valuta asing yang dimiliki negara terus-menerus bertambah jumlahnya, nilai valuta asing akan bertambah murah. Maka keteguhan kurs valuta asing dapat digunakan sebagai salah satu ukuran untuk menilai kestabilan dan perkembangan perekonomian.           
            Krisis moneter yang dialami Indonesia dan beberapa negara Asia lain pada tahun 1997-1999 merupakan satu pengalaman pahit yang menunjukkan bagaimana sektor luar negeri dapat menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan ekonomi dalam negeri. Neraca pembayaran yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu negara dalam menghadapi masalah pengaliran dana keluar negeri yang melebihi dari keadaan yang biasanya berlaku. Sebagai akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot dan kurs mata uang asing meningkat. Hal ini menimbulkan beberapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi di dalam negeri seperti inflasi berlaku, biaya produksi meningkat akan tetapi sebaliknya daya beli riil masyarakat merosot. Berbagai perubahan ini akan mengurangi kegiatan ekonomi di dalam negeri dan lebih banyak pengangguran akan berlaku. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi perlu berusaha agar kedudukan neraca pembayaran dan kurs valuta asing selalu tetap teguh keadaannya.

Sumber : referensi, buku makroekonomi teori pengantar edisi ketiga sadono sukirno 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar