“Menurunnya Tingkat Pengangguran Di Jakarta”
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di DKI Jakarta per Februari 2012 sedikit mengalami penurunan sebesar 0,11 poin pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2012), tingkat pengangguran di DKI pada Februari 2012 sebesar 10,72% sedikit lebih rendah dibandingkan Februari 2011 sebesar 10,83%. Namun, jumlah pencari kerja mengalami peningkatan sebesar 23,8 ribu orang, dari 542,71 ribu orang pada Februari 2011, menjadi 566,51 ribu pada Februari 2012.
Sementara itu, jumlah angkatan kerja di Jakarta pada Februari 2012 tercatat 5,28 juta orang, bertambah sekitar 273,40 ribu orang, dibandingkan Februari 2011 sebesar 5,01 juta orang. Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja di ibukota pada Februari 2012 sebesar 4,72 juta orang, bertambah sekitar 249,59 ribu orang, dibandingkan Februari 2011.
Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, tingkat partisipasi angkatan kerja juga mengalami peningkatan sebesar 2,89% dari 67,94% pada Februari 2011 menjadi 70,83% pada Februari 2012.
Untuk status pekerjaan di Kota Betawi ini, pada Februari 2012 terbanyak sebagai buruh/karyawan yaitu 3,05 juta orang (64,48%), diikuti usaha sendiri sebesar 804,05 ribu (17,05%) sedangkan yang terkecil adalah pekerja bebas 75,17 ribu orang (1,59%).
Penduduk Jakarta kebanyakan bekerja di sektor formal. "Ini berbeda dengan desa di Indonesia pada umumnya yang merupakan daerah pertanian dan bekerja di sektor informal," ujar Nyoto Widodo, kepala badan pusat statistic DKI Jakarta, Senin (7/5).
Sementara berdasarkan jumlah jam kerja, pada Februari 2012 sebanyak 4,16 juta orang (88,14 %) di DKI bekerja lebih dari 35 jam per pekan, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari delapan jam per pekan hanya sebesar 23,39 ribu orang (0,5%).
Sementara itu, dilihat dari lulusan para pekerja mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat pada Februari 2012, pekerja yang berpendidikan lulusan Diploma dan Universitas terbanyak di Jakarta sebesar 1,13 juta orang (23,89%), disusul lulusan SMA sebanyak 1,09 juta orang (23,05%).
Untuk tingkat pengangguran terbuka berdasarkan lulusan SMK, Diploma serta Universitas, mengalami penurunan, sedangkan pada tingkat SMA Umum, SMP dan SD mengalami kenaikan.
Tingkat pengangguran SMK turun 3,91%, dari 15,31% pada Februari 2011 menjadi 11,44% pada Februari 2012. Sedangkan pada lulusan Diploma atau Universitas turun 2,91%, dari 12,88 % pada Februari 2011 menjadi 9,97% pada Februari 2012.
SEdangkan tingkat pengangguran yang mengalami kenaikan tertinggi adalah lulusan SD. Pengangguran di tingkat ini naik 3%, dari 4,19% pada Februari 2011 menjadi 7,2% pada Februari 2012. Sedangkan untuk tingkat SMP dan SMA kenaikannya sebesar 1,9% dan 2,08%.
"Sebenarnya lowongan kerja itu ada. Namun sering terjadi asimetri informasi (informasi tidak seimbang) antara pencari kerja dan perusahaan pencari pegawai. Sehingga tetap saja lowongan kerja tidak terisi, sementara para pencari kerja tetap mencari kerja," sebut Nyoto.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2012), tingkat pengangguran di DKI pada Februari 2012 sebesar 10,72% sedikit lebih rendah dibandingkan Februari 2011 sebesar 10,83%. Namun, jumlah pencari kerja mengalami peningkatan sebesar 23,8 ribu orang, dari 542,71 ribu orang pada Februari 2011, menjadi 566,51 ribu pada Februari 2012.
Sementara itu, jumlah angkatan kerja di Jakarta pada Februari 2012 tercatat 5,28 juta orang, bertambah sekitar 273,40 ribu orang, dibandingkan Februari 2011 sebesar 5,01 juta orang. Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja di ibukota pada Februari 2012 sebesar 4,72 juta orang, bertambah sekitar 249,59 ribu orang, dibandingkan Februari 2011.
Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, tingkat partisipasi angkatan kerja juga mengalami peningkatan sebesar 2,89% dari 67,94% pada Februari 2011 menjadi 70,83% pada Februari 2012.
Untuk status pekerjaan di Kota Betawi ini, pada Februari 2012 terbanyak sebagai buruh/karyawan yaitu 3,05 juta orang (64,48%), diikuti usaha sendiri sebesar 804,05 ribu (17,05%) sedangkan yang terkecil adalah pekerja bebas 75,17 ribu orang (1,59%).
Penduduk Jakarta kebanyakan bekerja di sektor formal. "Ini berbeda dengan desa di Indonesia pada umumnya yang merupakan daerah pertanian dan bekerja di sektor informal," ujar Nyoto Widodo, kepala badan pusat statistic DKI Jakarta, Senin (7/5).
Sementara berdasarkan jumlah jam kerja, pada Februari 2012 sebanyak 4,16 juta orang (88,14 %) di DKI bekerja lebih dari 35 jam per pekan, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari delapan jam per pekan hanya sebesar 23,39 ribu orang (0,5%).
Sementara itu, dilihat dari lulusan para pekerja mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat pada Februari 2012, pekerja yang berpendidikan lulusan Diploma dan Universitas terbanyak di Jakarta sebesar 1,13 juta orang (23,89%), disusul lulusan SMA sebanyak 1,09 juta orang (23,05%).
Untuk tingkat pengangguran terbuka berdasarkan lulusan SMK, Diploma serta Universitas, mengalami penurunan, sedangkan pada tingkat SMA Umum, SMP dan SD mengalami kenaikan.
Tingkat pengangguran SMK turun 3,91%, dari 15,31% pada Februari 2011 menjadi 11,44% pada Februari 2012. Sedangkan pada lulusan Diploma atau Universitas turun 2,91%, dari 12,88 % pada Februari 2011 menjadi 9,97% pada Februari 2012.
SEdangkan tingkat pengangguran yang mengalami kenaikan tertinggi adalah lulusan SD. Pengangguran di tingkat ini naik 3%, dari 4,19% pada Februari 2011 menjadi 7,2% pada Februari 2012. Sedangkan untuk tingkat SMP dan SMA kenaikannya sebesar 1,9% dan 2,08%.
"Sebenarnya lowongan kerja itu ada. Namun sering terjadi asimetri informasi (informasi tidak seimbang) antara pencari kerja dan perusahaan pencari pegawai. Sehingga tetap saja lowongan kerja tidak terisi, sementara para pencari kerja tetap mencari kerja," sebut Nyoto.
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Reporter: Umi Lailatul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar